Sharing Alumni #4: “IEGMU Take A Look: Determine Your Success: Their Journey of Choosing Career Path”

    

Sabtu (25/9), Departemen Hubungan Antar Lembaga Himpunan Mahasiswa Teknik Industri UGM mengadakan acara Sharing Alumni yang bertema “IEGMU Take A Look: Determine Your Success: Their Journey of Choosing Career Path”. Acara ini merupakan rangkaian dari OPTIMASI 2021. Dengan diadakannya acara ini, mahasiswa TI 2021 diharapkan dapat mengetahui lebih dalam mengenai peluang karir setelah lulus nanti. Acara dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom. Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan diawali pembukaan oleh Faruq Atha Mafaza (TI 2020) selaku MC.

Pada sesi pertama dibuka dengan perkenalan singkat oleh Veera Lakshmi (TI 2009), Shared Operator Pool Project Manager di Schlumberger dan Ayu Dyah Andari (TI 2000), desainer baju haute couture yang dipimpin oleh Natalia Candella (TI 2020) selaku moderator. Kak Veera Menjelaskan mengenai awal mula ia bekerja di Schlumberger hingga kisah perpindahannya ke berbagai kota dan negara. Kak Ayu sendiri menjelaskan mengenai karya-karyanya, termasuk mengenai kostum hasil rancangannya yang digunakan di Miss World 2013 Bali dan juga acara pameran fashion seperti IFW, JFW, Muffest, dan ISEF. Ia juga berkolaborasi dengan Laudya Chintya Bella dalam lini produk  L by Laudya Chintya Bella.

Natalia kemudian bertanya mengenai alasan mereka memilih Teknik Industri UGM. Berasal dari mindset yang mirip, bahwa jurusan bagi lulusan IPA idealnya adalah teknik atau dokter, keduanya memilih Teknik Industri karena tidak ingin jurusan yang terlalu teknikal maupun banyak hafalan. Kak Veera sendiri menambahkan, bahwa ia mengingat perkataan Pak Bagyo, dosen Teknik Industri UGM, bahwa bila ingin membuat sebuah kipas angin, lulusan Teknik Elektro atau Teknik Mesin lebih jago. Akan tetapi, bila ingin membuat ribuan, maka dibutuhkan yang namanya industrial engineer

Kesibukan mereka pada saat berkuliah sama halnya dengan mahasiswa pada umumnya. Kak Veera  dulu saat berkuliah menjadi pengurus HMTI di Departemen HAL, menjalin networking, bermain dengan teman-temannya di kampus, serta menjadi panitia CHRONICS. Sedangkan Kak Ayu sendiri tipikal mahasiswa yang aktif, hal tersebut tak lepas dari keinginannya untuk mengeksplor dunia perantauan selepas menjalani pendidikan SMA di Sumatera. Ia menjadi ketua Departemen PERSMA (Pers Mahasiswa, sekarang MEDINFO), asisten laboratorium Product Design & Development di bawah naungan Prof. Alva, asisten mata kuliah gambar teknik, dan juga mengikuti berbagai perlombaan. Pengalaman paling berharga bagi Kak Veera adalah saat KKN di salah satu pulau di Maluku Tenggara. Sedangkan bagi Kak Ayu salah satunya saat memenangkan lomba dari Danone dan mewakili Indonesia bersama program studi lain ke Paris.

Kak Veera kemudian menjelaskan lingkup dan tanggung jawab pekerjaannya di Schlumberger. Schlumberger sendiri adalah provider teknologi bagi perusahaan oil and gas serta alasannya memilih Schlumberger. Hal tersebut didadasri dari kebutuhannya untuk membantu perekonomian keluarganyam. Ia datang dari keluarga yang sederhana, sehingga ia mencari penawaran pekerjaan yang lumayan. Pada saat ia lulus, sektor migas menjadi primadona. Ia juga mencari lingkungan yang dapat memberikan kesempatan untuk berkembang. Sejauh yang ia tahu dan yakini, perusahaan multinasional seperti Schlumberger akan memberikan kesempatan berkembang yang sangat besar karena berada di lingkungan yang dinamis dan menantang. Alasan lainnya adalah ia dapat bekerja di berbagai negara dan bertemu berbagai macam orang dari latar belakang dan kebudayaan yang berbeda.

Nah, Kak Ayu sendiri tidak hanya bekerja sebagai fashion designer. Ia juga menjalankan pekerjaannya sebagai sebuah bisnis, sehingga tidak hanya merancang pakaian, namun juga melakukan fulltime research, product sampling, FGD, menentukan harga, riset pasar dan marketing, kenyamanan pengguna, hingga manajemen SDM agar karyawan optimal. Keilmuan TI benar-benar membantunya dan membuatnya yakin bahwa ia tidak salah jurusan.

Bagi Kak Ayu, memilih fashion design sendiri bukan menjadi suatu hal yang langsung ia lakukan setelah lulus. Ia juga saat itu bingung ingin masuk di mana. Sehingga saat itu ia memilih industri consumer (Kraft Foods) yang sangat career-oriented dan kemudian masuk ke Astra Motor yang lebih kekeluargaan. Berhubung saat ia lelah ia suka membaca majalah fashion, ia mencoba membuat sendiri baju pesta dengan sungguh-sungguh, yang kemudian menjadi peluang awal ia menekuni bisnis tersebut. 

Kak Veera dan Kak Ayu kemudian menjabarkan mengenai tantangan saat mereka bekerja. Tantangan itu pasti ada dan beragam. Yang dihadapi oleh Kak Veera adalah perbedaan mindset dari yang awalnya melihat secara sistem sedangkan pekerjaannya memerlukannya melihat secara alat spesifik. Sedangkan bagi Kak Ayu tantangannya adalah bagaimana ia harus membesarkan usahanya yang awalnya terdiri dari tiga orang menjadi 150 orang seperti saat ini. Hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi ice-breaking dan dipandu oleh Yan Christoper Kevin (TI 2019) yang membawakan permainan tebak nama artis. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab mengenai time management yang dilakukan oleh Kak Ayu, informasi mengenai jalur masuk Schlumberger, bagaimana cara menemukan passion, dan berbagai pertanyaan lainnya. Acara ditutup dengan foto bersama yang dipandu oleh M. Dimas Kaca Utama (TI 2020).

 

 

Achmad F. Aldyno

Medinfo ’20

Leave a comment

Your email address will not be published.

Skip to toolbar